Dosen Pusat Bahasa UIN Malang Mengajar BIPA di Luar Negeri
Malang, 20 Mei 2024 – Arofiatus Sa’diyah, M.Pd., dosen Pusat Bahasa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, telah mendapatkan kesempatan istimewa untuk mengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Vientiane, Laos. Selain mengajar, ia juga akan melaksanakan tugas diplomasi kebahasaan lainnya. Penugasan ini merupakan bagian dari program yang didanai oleh Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa untuk tahun anggaran 2024.
Di era globalisasi saat ini, perdagangan bebas telah menggantikan sistem perdagangan tradisional, menjadikan bahasa asing sebagai faktor strategis yang memengaruhi perkembangan bahasa di kawasan ASEAN, termasuk bahasa Indonesia. Tantangan ini menuntut Indonesia untuk tetap bertahan di tengah interaksi antarbangsa yang semakin kompleks. Namun, globalisasi juga membawa manfaat, salah satunya adalah penggunaan bahasa Indonesia yang semakin meluas, baik di tingkat internasional maupun di Asia Tenggara.
Salah satu wujud internasionalisasi bahasa Indonesia adalah melalui program BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing). Upaya internasionalisasi bahasa Indonesia melalui pengajaran BIPA didukung oleh berbagai lembaga terkait. Pengajaran BIPA tidak hanya dilakukan di dalam negeri tetapi juga di luar negeri, yang berdampak positif terhadap peningkatan jumlah penutur dan cakupan penggunaan bahasa Indonesia.
Program pengajaran BIPA dirancang tidak hanya untuk mengajarkan bahasa Indonesia, tetapi juga memperkenalkan budaya Indonesia. Pembelajar diharapkan dapat memahami berbagai budaya Indonesia, sehingga tujuan utama program ini adalah untuk menguasai bahasa dan memahami keragaman budaya Indonesia. Pembelajaran BIPA adalah pembelajaran bahasa Indonesia bagi nonpenutur asli, atau pembelajaran bahasa kedua.
Dengan program BIPA, penutur asing akan belajar struktur tata bahasa Indonesia yang benar, melafalkan kata-kata dengan tepat, menulis ejaan yang benar, serta memperkaya kosakata mereka dalam bahasa Indonesia. Hasilnya adalah para penutur asing akan mencapai kompetensi linguistik bahasa Indonesia dan mampu berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik.
Dalam wawancara eksklusif, Arofiatus Sa’diyah berbagi cerita tentang perjalanan karier dan pengalamannya: “Saya mulai mengajar BIPA di salah satu institusi di Malang, dan ingin mengembangkan pengalaman mengajar BIPA tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di luar negeri. Pada tahun 2016, saya pertama kali mendaftar dalam perekrutan Duta Bahasa Negara oleh Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa, Kemendikbudristek, namun belum berhasil. Tahun berikutnya, 2017, saya mencoba lagi dan berhasil lolos setelah melewati berbagai tahapan seleksi seperti tes psikologi, praktik mengajar, wawancara, serta praktik keterampilan seni dan berbahasa asing.
Penugasan pertama saya adalah di Pusat Budaya Indonesia di Dili, Timor-Leste selama tiga bulan pada tahun 2018. Selanjutnya, pada tahun 2019, saya mengajar bahasa Indonesia di Ateneo de Manila University (ADMU) dan University of the Philippines (UP) di Filipina selama tiga bulan. Saat pandemi, pengajaran BIPA dialihkan secara daring. Dari tahun 2021 hingga 2024, saya mengajar BIPA secara daring di KBRI Manila, Filipina dan KBRI Washington DC. Kini, pada tahun 2024, para pengajar BIPA kembali ditugasi secara luring, dan saya diberi amanah untuk mengajar di KBRI Vientiane, Laos dari bulan Mei hingga November 2024.”
Arofiatus Sa’diyah mengungkapkan bahwa penugasan ini tidak hanya memberikan peluang berharga untuk mengembangkan karier dan pengalamannya, tetapi juga memperkuat diplomasi budaya dan kebahasaan Indonesia di kancah internasional. Dengan pengalaman dan komitmen yang tinggi, Arofiatus Sa’diyah diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengajarkan bahasa Indonesia dan memperkenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat di Laos.
Comments
Comments are closed.